Sekolah Keaktoran
MERABA TUBUH
Oleh: Ojik Naljen
episode I
Tahun lalu seorang pemuda bernama Rian Antono masuk kelompok seni peran. Awalnya dia diajak temennya ikut latihan, dia melihat sekelompok lelaki dan perempuan sedang bermeditasi/tapa, bersuara A-I-U-E-O, bernafas seperti anjing, berakting seperti orang gila dan lain sebagainya. “ini aliran kebatinan ato apa ya?” pertanyaan demi pertanyaan berkeliaran di tubuh Rian. Seklibat bayangan muncul tiba-tiba:
Akal : itu bukan aliran kebatinan Nur! (nyelonong tanpa ditanya)
ojik naljen
Nurani : lantas apa dong!?
Akal : itu pencak silat atau tenaga dalam. Lihat, mereka melakukan gerakan, itu jurus mabok.
Nurani : sok tau kamu! Aku tidak yakin, menurutku ini aliran sufi. Coba perhatikan, mereka menggerakkan tubuhnya seperti melakukan penyatuan dengan Tuhan persis kayak apa yang dilakukan pak Jalaluddin. Dan suara A-I-U-E-O itu menghasilkan getaran bagi tubuh untuk membersihkan kotoran pada tubuh. Kata tabib, semua itu berfungsi menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
Jasmani: hai…Nur! Kamu kok berani beraninya menyebut namaku dan saudaraku. Opo pengen tak masokke penjara meneh, mileh seng dekat Ngalian Semarang opo kono, pulone Cilacap? Emangnya pada bahas persoalan apa tho? (Akal dan Nurani pada belingsatan) ditanya kok malah Cingingas-cengingis.
Rohani: Ayo dijawab seng jelas, ojo gawe nesune dulurku gho, mundak digites-gites meneh koe.
Kal, ayo jawab! Ojo kakean mikir mengko utekmu jebol malah masok RSJ, opo koe melek batokmu koyok lapangan? Semono ugo koe Rani, ojo kokean rasan-rasan mundak dadi salah paham lan bertengkar. Jadi orang itu seng yakin. Kanggo kabeh, tak elengno nak gelem, yen kerjo iku seng pada rukun, sengkuyung. Gawe tujuan seng jelas, diator seng apek ben jelas kabeh. Jelas tanggungjawabe jelas kerjane. Ojo podo padu teros koyok Bani Isroel. Dadi sedulur kui seng rukon kayo awae dewe iki.
[tiba-tiba dari balik gelap dua orang tak jelas rupa, lelaki entah perempuan, tua entah muda, dia berpakaian compang camping dengan warna putih dan hitam]
JANGAN PERCAYA EH JANGAN PERCAYA
YANG PENTING KITA ENJOE AJA
ADU MULUT OKE
ADU KONSEP OKE
ADU JOTOS OKE JUGA
POKONYA SERBA OKE HE HEEEE…. [KOOR: sambil bernyanyi ngece] BERSAMBUNG!
PRA- sebuah pengenalan dasar sebagai pijakan ber-teater/drama
TEATER DAN SEJARAHNYA
Sekapur Belaiku
Sekarang kita hidup di era global, kita harus jeli dalam mengakses semua informasi, kegilaan merajalela, pepatah tua mengatakan “zaman edan, ora melu edan rak keduman”. Kesopanan menjadi alat tuk mencari keuntungan. Kostum, mode mengalihkan perhatian. Properti semakin berlebihan. Setting kehidupan berwajah kemewahan. Alam sebagai tempat jajahan kelaparan nafsu perusak.
Begitulah zaman edan, lantas apa pilihan hidup kita? Seperti pura2 gila di tengah orang gila itu pilihan terbaik. Namun apakah itu menjamin diri kita tidak ikut gila. Saya rasa tidak, kalau kita memakai senjata KEYAKINAN serta KESADARAN. Orang tua kita bilang “Ngeli Nangeng Ora Keli” (mengikuti arus tapi tidak terbawa arus). Sungguh pesan itu adalah nilai terindah dalam menjaga kewaspadaan.
Sekiranya jawaban yang paling tepat, mengapa kita perlu belajar TEATER. Di mana latar seni membelah samudra kehidupan fana’ dan menelusuri menuju jawaban pencipta. Karena teater sebagai seni panggung kehidupan yang menjamah segala kenyataan. Kita tidak dituntut berfikir, merasa, memaknai, menilai, berbuat (berkarya), jikalau sudah tidak menjadi kebutuhan hidup. Karena sekecil apapun perbuatan, kita wajib mempertanggungjawabkan. Sederhana saja, ber-TEATER itu harus BERBUAT, YAKIN dan MEYAKINKAN. Oke…………..! mari kita bersama-sama mempelajari hidup dengan jalan seni demi memperoleh kebahagiaan sejati, semoga Tuhan membimbing langkah kita. Amin…………………
Sejarah Seni Panggung
Dari rute sejarah, sebelum dinamakan teater, sejak dulu hingga sekarang masih berjalan ritual-ritual keagamaan (keyakinan) yang dipimpin oleh tokoh agama atau para dukun dimana kata-kata atau mantra/doa-doa, atau monolog/dialognya dikarang sendiri.
Di Yunani, karena melihat keadaan sosial yang semakin runyam dan masyarakat buta akan kenyataan hidup. Para pelaku seni mengangkatnya dalam panggung sebagai cara berkomunikasi dengan masyarakat. Disebutlah pentas panggung itu dengan nama TEATER (asal kata teatron artinya; tempat pertunjukan).
Pada zaman dulu, di Yunani ada tempat pertunjukan yang sangat besar disebut aphiteater. Dengan panggung arena dimana tempat itu bisa menampung 100.000 penonton. Para pemain terkadang membawa corong atau memakai topeng dengan bagian mulut dibentuk menyerupai corong agar bisa terdengar sampai penonton paling belakang.
Apa Itu Teater?
Dari peristiwa teater diatas yang bersifat kolosal, teater juga diartikan mencakup gedung, pekerja (pemain dan kru panggung), sekaligus kegiatannya (isi, pentas/peristiwa). Ada juga yang mengatakan teater itu semua jenis atau tontonan, baik di panggung maupun arena terbuka mencakup tiga kekuatan (pekerja, tempat, komunitas penikmat/penonton), atau tiga unsur lain (bersama, saat, tempat).
Tujuan Ber-teater?
Bercita-cita menjadi aktor/aktris apa saja sangat diperbolehkan, asal jangan terjerembab dalam jurang. Karena teater adalah bagaimana mengatasi diri atau mengarahkan dirinya untuk berbuat positif, dan itu dibutuhkan kesadaran dalam setiap situasi serta kondisi.
Bedanya dengan Drama, Sandiwara, dan Tonil?
1.
Drama: dari bahas Yunani, draomai (bertindak/berbuat/beraksi).
2.
Sandiwara: dari bahasa Jawa Sandi dan wara yang artinya rahasia yang dibeberkan/diwartakan/diberitakan/disajikan kepada khalayak.
3.
Tonil: dari Belanda, toneel artinya kurang lebih serupa di atas.
Bedanya dengan Performance art, Ritual, dan Rutinitas Kehidupan?
1.
Performance art: awalnya ada seorang seni rupa yang membawa dupa berjalan menuju perkantoran dan hotel dengan penuh khidmat dan khusuk. Pemaknaan itu berkembang menjadi; perbuatan yang dilakukan karena kebutuhan langsung terkait dengan publik atau sasaran penonton. Ada yang mengatakan sama dengan teater dalam pentas, namun tidak dengan perangkat naskah alur yang sedemikian detail dan jelas. Semuanya sah-sah saja………………
2.
Ritual: kegiatan upacara/doa yang dilakukan bersama-sama/sendiri pada waktu-waktu tertentu.
3.
Rutinitas Kehidupan: apa yang dilakukan sehari-hari.
Apa itu panggung?
Tempat dimana pertunjukan itu berada, ada yang mengatakan ruang pertunjukan dengan bermacam-macamnya kebutuhan pentas. Mengenal panggung:
1.
Panggung Prosenium (persegi)
2.
Panggung Tapel Kuda (leter U)
3.
Panggung Arena (melingkar)
4.
Panggung Terbuka (tanpa atap)
Apa itu produksi?
Pelaksanaan/pengolahan dalam proses latihan sampai pada waktu pentas. Pelaksanaan tersebut mencakup sistem/pengaturan kerja yang dipimpin seorang Pim - Pro (pimpinan produksi) dan Sutradara serta Stage Manager.
Demikianlah sedikit materi agar bisa mengerti dan memahami apa itu teater, semoga bisa menjadi acuan dalam berekspresi di dunia panggung. Mohon jangan mudah percaya tulisan serta keterangan ini sebelum menelusuri kepada sumber lain atau menjalankannya sendiri. Bila ada yang salah mohon di betulkan. Terimakasih to Metafisis.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan:
1.
Jangan mudah percaya
2.
Jangan terjebak pengertian dan istilah bahasa.
3.
Tanya pada yang dianggap tahu
4.
Baca dari buku, tulisan-tulisan, atau Internet
5.
Jangan cepat puas terhadap apa yang baru kamu ketahui
6.
Latihan rutin itu penting
7.
Ingat! Hati-hati dengan kata “merasa lega atau puas”, mungkin kata itu membuat kamu bosan dengan proses produksi, bahkan latihan rutin. Karena dianggap itu beban yang berat bukan pelajaran berharga, yang kemudian merenungi dan melatih kelemahan.
8.
Raba dirimu, dan telusuri proses berlatih orang lain yang kualitasnya anda anggap lebih baik
9.
Dalam setiap langkah hidup selalu memperhatikan dan mencatatnya. Dari situ anda akan menemukan sensasi yang menjadikan diri tetap survive
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
FISIK-[GESTURE]-TUBUH
Modal utama dalam dunia pemeranan adalah tubuh, maka semua bagian dari anggota tubuh harus dilenturkan. Lentur bukan berarti lemas, luwes bukan berarti tidak bertenaga, keras bukan berarti ganas, tegar bukan berarti kaku, dan lain sebagainya. Kelenturan/pemanasan tubuh sangat penting dilakukan setiap hari atau maksimal satu minggu sekali.
Anggota tubuh yang harus diolah:
*
Bagian kepala; alis, mata, hidung, pipi, bibir, lidah, gigi, telinga, jidat, rambut kepala, ditambah dengan pelenturan leher.
*
Bagian tangan; lengan, bahu, sikut, telapak, jari-jari.
*
Bagian badan; jaga punggungnya agar tetap tegap, perhatikan perut saat mengambil dan mengeluarkan nafas. Lenturkan sesuai kemampuan.
*
Bagian kaki; selakangan, dengkul, lengan, tumit, telapak, jari-jari.
Perlu diingat bahwa pengolahan tubuh di atas itu lebih pada fisik/gersture luar, makanya agar luar, dalam bisa terjaga tujuannya. Setiap akan melakukan gerakan diharus mengambil nafas dari hidung ke perut, tahan, lakukan gerakan secukupnya, lalu keluarkan lewat hidung.
Dengan melakukan gerakan yang disertai pernafasan yang benar akan;
1.
Merasakan ketenangan
2.
Membersihkan lendir-lendir/kotoran dalam tubuh
3.
Melancarkan peredaran darah (mengganti darah kotor)
4.
Kesehatan luar-dalam
5.
Tubuh yang atletis [lentur, kuat, langsing]
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan:
Gerakan dilakukan dengan santai/rileks. Ketika mengambil nafas yakinkan bahwa kamu sedang mengambil energi alam sesuai yang kamu butuhkan.
Sistem pelatihan dasar tersebut bisa dilakukan disegala ruang serta kondisi apapun. Makanya tidak perlu menunggu latihan bersama. Setiap saat bernafas dan bergerak, maka bernafas dan bergeraklah dengan tujuan yang jelas. Jangan lupa berdoa/niat selalu…
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
DUNIA PANGGUNG
Analog: Teater W berencana mengadakan pentas produksi, semua kru berkumpul membahas naskah apa yang akan digarap. Setelah naskah dipilih kemudian lurah atau semua kru memilih siapa yang pantas menjadi sutradara serta pim-pro [pimpinan produksi], dan melengkapi sistem kerja produksi yaitu kelompok menejemen produksi dan menejemen panggung. Bingkai organisasi produksi teater telah terbentuk, tinggal bagaimana sutradara mengexsplor naskah sedang pim-pro melengkapi segala kebutuhan panggung dan gedung pementasan serta urusan penonton.
MERABA RUANG KERJA “MENEJEMEN PENGGUNG”
*
Apa itu menejemen panggung? Suatu upaya untuk mengatur kerja dalam organisasi panggung [pementasan seni] demi tercapainya tujuan bersama.
Agar dalam mengelola organisasi panggung serta mengatur jadwal latihan terlaksana dengan baik, maka perlu diangkat seorang stage manager atau menejer panggung.
*
Apa itu stage manager? Yaitu bagian dari pekerja panggung yang melancarkan proses produksi. Kurang lebihnya bisa disebut polisi panggung. Katakanlah pimpinan panggung.
*
Dalam organisasi lain teater apa namanya? Kurang lebih seperti seksi acara yang mengatur jalannya acara agar berlangsung dengan lancar.
Ketika pertunjukan dimulai, menejer panggung memimpin para pekerja panggung dan memiliki otoritas untuk memulai serta menutup pementasan berdasarkan berbagai pertimbangan logis. Komando ada ditangan dia.
BAGAN [sederhana] KELOMPOK
ARTISTIK – NON ARTISTIK
Pekerja diwilayah artistik/panggung itu bagaimana memenuhi segala kebutuhan panggung secara artistik dalam mengsxsplorasi naskah ke panggung. Sutradara adalah penanggungjawab utama dalam menuangkan naskah ke panggung, sedang menejer panggung kurang lebih pengawas, penggerak, pemerhati, pemberi semangat/motivator. Jika pementasan dimulai, semua kendali dipegang pimpinan panggung / stage manager.
PIMPINAN PRODUKSI
SUTRADARA
ARTISTIK
NON ARTISTIK
SEKRETARIS
BENDAHARA
MARKETING
LOGISTIC
KEAMANAN
ACTOR
MUSIK
KOSTUM
SETTING
LIGHTING
STAGE MANAGER
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan:
1.
Jangan cepat percaya.
2.
Bandingkan dengan referensi lain
3.
Jangan terjebak pengertian dan istilah bahasa, atau terlalu dini memberi kesimpulan.
4.
Tanya pada yang dianggap tahu
5.
Baca dari buku, tulisan-tulisan, atau Internet
6.
Hindari budaya instan [apalagi menjadi pekerja seni]
7.
Latihan rutin itu penting, exs: olah tubuh, sukma, vokal, meditasi, seni exsplorasi (tubuh, benda), akting, gerak metagenetik, presentasi spontan, dll.
8.
Ingat! Hati-hati dengan kata “merasa lega atau puas”, mungkin kemarin anda bosan dengan proses produksi, bahkan latihan rutin. Karena dianggap itu beban yang berat, bukan pelajaran berharga dalam menggali potensi seni kita.
9.
Raba dirimu, dan amati cara hidup orang yang berbeda profesi
10.
Dalam setiap langkah hidup selalu memperhatikan dan mencatatnya. Dari situ anda akan menemukan sensasi yang menjadikan diri tetap survive
11.
Bedakanlah antara akting jujur dan menipu
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Komentar
Posting Komentar