Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2011

Zaman Edannya Serat Kalatidha

Gambar
Hamenangi zaman edan Ewoh aya ing pambudi Melu edan nora tahan Yen tan melu anglakoni Boya kaduman melik Kaliren wekasanipun Ndilalah karsa Allah Begja-begjaning kang lali Luweh begjo kang eling lan waspada (Serat Kala Thida: Syair 7) Syair tersebut adalah bagian dari serat Kalatidha yang terdapat pada ke syair tujuh dari 12 syair. Serat Kalatidha karya Ronggowarsito merupakan naskah kuno yang tertuang dalam Serat Centhini jilid IV (karya Susuhunan Pakubuwono V) pada Pupuh 257 dan 258. Syair-syair ini sering kita kenal dengan ramalan dari Jayabaya untuk dunia. Karya sastra ini ditulis kurang lebih pada tahun 1860 Masehi. Kalatidha adalah salah satu karya sastra Jawa yang ternama. Bahkan sampai sekarang banyak orang Jawa terutama kalangan tua yang masih hafal paling tidak satu syair syair ini. Syair Kalatidha hanya terdiri dari 12 syair dalam metrum Sinom. Kala tidha secara harafiah artinya adalah "zaman gila" atau zaman édan seperti ditulis oleh Rangga Warsita

Antologi Puisi

Gambar
Mohon Do'a Restunya, saat ini kami sedang proses penggarapan antologi puisi karya-karya crew baru teater metafisis 2010. Diantara puisi tersebut adalah DOSA Aku melihat sedang aku buta Aku mendengar sedang aku tuli Aku bicara sedang aku bisu Aku merasa sedang aku hampa Warnamu begitu sempurna Sedang korneaku tak menjangkau Gema-Mu menjuru jagat Sedang telingaku tersumbat dosa Firman-Mu agung tergelar Sedang lidahku kelu oleh dusta Kebesaran-Mu tak terkalahkan Sedang perasaku hampa dan memudar Tuhan.. Aku adalah sampah Kau ciptakan suci Sedang ku hianat dengan nafsu duniawi Astaghfirullahal ‘adzim Dirikukah bencana itu? Dalam tiap sunyi ku baca sunyi, ku baca sepi nama-Mu Dan aku tak mampu lagi sekedar termangu Samudra biru Mewakili bentangan luas dosa Jajaran tebing Gambaran julangan khilaf Saat semua tak terbendung Kau muntahkan murka agar aku kembali Begitu luas ampunan-Mu Hingga milyaran dosa-dosa Lebur bersama butiran-butiran senyawa Kau g