Langsung ke konten utama

SENI DAN BUDAYAKU KEMANA YA ?

Kita adalah makhluk social.

Manusia sebagai makhluk sosial yang peka terhadap kondisi sosial kemasyarakatan, seni dan budaya tak lepas dari jiwa seorang manusia utamanya orang Indonesia yang mempunyai beragam budaya dari berbagai pulau-pulau seperti sumatra, jawa, kalimantan, sulawesi, NTT, papua. Indonesia kaya akan jiwa-jiwa seniman yang beragam aliran-aliran.

Seni dan budaya Indonesia seolah-olah hilang seiring berdatangan budaya barat yang menghipnotis otak saraf anak muda Indonesia khususnya yang kelak menjadi penerus peradaban bangsa Indonesia. Anak muda Indonesia adalah golongan anak muda di dunia yang mempunyai jiwa semangat nasionalisme yang tinggi, dimana anak muda harus tahu budaya Indonesia dari sabang sampai merauke dan mereka harus bangga dengan budaya sendiri bukan meniru budaya barat yang tidak ada unsur sejarah dan nasionalisnya. Semua ini berawal dari penyakit negara yang berimbas pada bangsa Indonesia sendiri, politik adalah suatu kalimat yang membuat otak-otak bangsa Indonesia menjadi sengsara dan tak bisa menjaga utuhnya bangsa Indonesia. Tidak semuanya politik itu buruk banyak yang baik tetapi mereka belum berani membuat gebrakan kebaikan itu. Politik inilah yang membunuh karakter budaya bangsa Indonesia yang jujur,bersih,ramah,sopan yang selama ini Indonesia dikenal sebagai negara yang ramah.

Jiwa seni orang Indonesia lebih tinggi dibanding negara lain, karena seniman Indonesia peka terhadap kondisi bangsa. Mereka para seniman mencoba mengangkat seni budaya Indonesia ke mancanegara, dan kebanggaan itu hanya di negeri orang setelah pulang mereka hanya mendapatkan masalah-masalah bangsa yang tiada akhirnya. Seharusnya kita anak muda sepenuhnya mencintai tanah air sendiri dan bangga hidup dinegara yang berbudaya bukan meniru negara yang tidak mempunyai daya untuk berbudaya. Sekarang ini anak kecil tak seperti dulu lagi seiring berkembangnya kecanggihan teknologi sehingga mereka jauh dari pegangan orang tua dan orang terdekatnya dan mereka mudah terjebak oleh kecanggihan teknologi membuat budaya tradisional dikubur dalam oleh banyaknya oknum-oknum manusia tak berbudaya dan tak bangga dengan bangsa sendiri.

Apalagi siaran TV swasta dan TV nasional yang seolah-olah mereka terkena saham dari negara asing sehingga jarang kita menemukan siaran yang berbau seni dan budaya Indonesia dilayar kaca Indonesia. Setiap hari hanya bisa melihat anak muda yang memprihatinkan tidak mempunyai jiwa karakter bangsa Indonesia. Belum lagi jejaring sosial banyak sekali anak muda yang otaknya dibajak untuk membunuh budaya bangsa Indonesia, selama ini jejaring sosial kurang sepenuhnya dimanfaatkan anak muda Indonesia untuk menunjukan karakter bangsa yang kita punya. Setiap hari mereka hanyalah membuat sepotong kalimat yang tidak sesuai dengan EYD(ejaan yang disempurnakan) dalam kaidah berbahasa Indonesia, seolah-olah mereka membuat sensasi hidup yang berkarakter negara alien.
Untuk itu, entah dalam kondisi apapun kita sebagai anak muda patut membudayakan budaya Indonesia yang diinginkan pendahulu kita bahwa bangsa Indonesia mempunyai karakter seni dan budaya yang dalam terdapat setiap jiwa bangsa anak muda Indonesia.

SAVE ART AND CULTURE FOR INDONESIA......!!!!!!!!!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater "Koran"

karya: agung widodo SINOPSIS sanah seorang istri yang selingkuh dengan orang tua kaya raya yang bernama mbah raken. suaminya sudah tidak mengurusinya lagi. suatu saat ia dan mbah raken yang sedang pijit-pijitan di warungnya sanah tertangkap oleh kamera seorang wartawan yang sedang meliput berita tentang rencana penggusuran oleh satpol pp. dalam rangka acara promosi kota. fotonya dimuat di headline sebuah koran harian kota. akhirnya proses perselingkuhan sanah dan mbah raken terbongkar oleh sebuah foto di koran. PROLOG PEMENTASAN narator membacakan sinopsis dan pemeran dari belakang layar. sementara di panggung, sanah ngalamun sendirian. selang beberapa detik mbah raken datang. berbincang-bincang sebentar lalu mereka akrab dan terlihat mesra sampai akhirnya mereka berdua saling berdekatan dan sanah terlihat dipijit oleh mbah raken. kemudian datang seorang wartawan yang memotret warung sanah. wartawan keluar. di slide menampilkan rekaman mesin percetakan koran yang sedang dalam proses pe...

Profil Teater Metafisis

PROFIL TEATER METAFISIS SEJARAH Teater Metafisis, teater kampus yang bernaung di bawah Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang, didirikan sejak 1986 untuk mewadahi minat mahasiswa terhadap dunia teater, seni rupa, sastra, dan musik. “Metafisis” sendiri bermakna “melampaui hal-hal yang fisik”, hal ini dapat dimaklumi karena disiplin ilmu yang dipelajari di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora pada saat Teater Metafisis berdiri, adalah ilmu-ilmu yang berhubungan tafsir, hadits, aqidah, dan filsafat (meski sekarang ada 4 jurusan, yakni TH, AF, PA, TP). Nama kelompok teater memberikan nuansa dan pencitraan makna terhadap apa yang mereka sajikan kepada publik. Prinsip para pekerja Teater Metafisis sejak awal sebenarnya tidak terlalu berbeda dalam memandang aktivitas berteater, yaitu, mereka memandang teater sebagai tempat mengekspresikan kreativitas berkesenian, tidak terpaku pada satu style (aliran) berkesenian, serta tidak pernah melepaskan diri dari tujuan “...

META HARI INI

  NGEGAS #4: Ziarah Literatur - Menapak Lembah-Lembah Musyawarah Burung  Bersama M. Afifuddin Alfarisi, M.A      Teater Metafisis | Semarang, 20 April 2025. Gelaran keempat Ngegas: Ziarah Literatur - Menapak Lembah-lembah Musyawarah Burung Sastra yang diselenggarakan oleh Teater Metafisis menghadirkan ziarah literatur terhadap karya klasik sufi "Musyawarah Burung" karya Fariduddin Attar. Diskusi dipandu oleh M. Afifuddin Alfarisi, M.A, seorang peneliti filsafat, tasawuf, dan teknologi.      Dalam forum ini, M. Afifuddin menegaskan bahwa Musyawarah Burung dapat dibaca sebagai sastra profetik — karya sastra yang tidak hanya menyampaikan pesan estetis dan etis, tetapi juga menyuarakan dimensi spiritual dan transenden. Sastra ini menggerakkan kesadaran menuju visi kenabian: perubahan batin, pembebasan spiritual, dan penyadaran kolektif. Membedah Lewat Hermeneutik dan Semiotika      Pendekatan hermeneutik digunakan untuk menggali makna m...