LPJ dan PEMILUR

Teater Metafisis 

Pada tanggal 14-15 Februari 2015, terlaksana proses LPJ periode 2014 dilanjutkan proses Pemilihan Lurah untuk periode 2015 di Gedung E7-E8. Pada kurun waktu 2 hari tersebut acara terlaksana dengan khidmat, meskipun suasana terasa sepi karena belum memasuki aktifitas akademik yang biasanya mewarnai hiruk-pikuk suasana kampus, proses LPJ Teater Metafisis.

Sore hari (14 Feb 2015) menjelang dimulainya LPJ, crew merasakan kegundahan yang amat sangat karena Lurah Ainul Mukarob dan beberapa crew belum juga hadir di tempat. suasana sempat kacau balau dan terpaksa diundur waktunya. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya pada pukul 19.00 WIB mereka akhirnya datang juga. Meskipun crew merasa kecewa, namun mereka lega dengan kehadiran tersebut. Dan acarapun segera dimulai.

Proses LPJ dimulai dengan kehadiran crew dan beberapa alumni. Acara pertama dimulai dengan sambutan-sambutan dan pembacaan ayat suci Al-Quran, kemudian dilanjut pemilihan Dewan Presidium untuk memimpin proses Sidang LPJ.

Setelah terpilihnya Dewan Presidium, acara dilanjut dengan LPJ dari Kepanitiaan Acara, kemudian LPJ dari Kepengurusan Harian dan Divisi-Divisinya.

Proses LPJ selesai pada pukul 19.00 WIB (15 Feb 2015). Memang kelihatanya sangat melelahkan, tetapi serentak menjadi bersemangat ketika malam itu memasuki acara Pemilihan Lurah untuk periode 2015.

Setelah semua hal ditentukan dan dipertimbangan secara seksama, terpilihlah 3 kandidat lurah untuk ditentukan salah satunya. Kandidat pertama Yazid Mubarok, kedua Septian Min'ahdi, dan yang ketiga Nasrul Fauzi.

Dan akhirnya keputusan untuk siapa yang akan memimpin 1 tahun kedepan jatuk pada kandidat yang pertama, Yazid Mubarok.

Dengan penuh haru bercampur suka cita, acara selesai dengan serah terima jabatan dari Lurah periode 2014 kepada Lurah terpilih 2015, yang kemudian diakhiri dengan menyanyikan lagu Nurani bersama.

------------------------------------------------------------------------------------------------------>

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater "Koran"

Khalil Gibran