Langsung ke konten utama

Saddam Husein - Satu kamar delapan ranjang


Satu kamar delapan ranjang

Ah, aku tak tahan dengan malam disini, hampir semua wanita pelayan lebih suka bermanja dengan bantal dari pada melayani desahan erotis yang menyayat hati, membiarkan desahan-desahan itu terpuaskan lalu lelah dan akhirnya kalah. Sial, mereka hanya datang ketika kita sudah mulai naik pitam.


Terkelas, semacam kasta namun sangat amat menjijikan, menusia dianggap benda mati oleh manusia, hanya yang memiliki kemunafikan tinggi yang berhak memperoleh nyaman.

Desahan-desahan itu semakin tajam menusuk ulu hati, aku ingin bercumbu dengan kasih ku dibidang datar, namun sepanjang mata telanjang memandang hanya terlihat perbukitan yang terdiri dari jutaan kemunafikan.

Bahkan banyak juga yang mengastakan pribadinya didalam lingkaran saudara, aku sendiri? Tentu aku bagian dari kemunafikan-kemunafikan yang ada. Contoh saja dengan kemunafikan yang mengatakan "aku lebih tua dari mu, hormati aku, cium tangan ku" atau "aku punya daun hijau yang memabukan hidup mu, hormati aku, cium tangan ku".

Ada juga yang mabuk harapan melalaikan usaha hingga akhirnya membuka pintu neraka bagi yang tak mengerti, kebocoran diselang harapan dianggap permainan, digoyang sedikit menetes setetes ditinggalkan tanpa kecupan, tanpa senyuman, dikiranya sudah terpuasakan, lebih bodoh lagi hanya memberi kata yang sama sekali tak merangsang pasangan.

Aku tak bisa bernafas dengan nyaman, aku tak bisa terlelap dengan senyuman, disebagian dalam otak ku tergambar kotoran, kematian tergambar jelas.
--

Ditulis oleh Saddam Husein (Crew Teater Metafisis '13)

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater "Koran"

karya: agung widodo SINOPSIS sanah seorang istri yang selingkuh dengan orang tua kaya raya yang bernama mbah raken. suaminya sudah tidak mengurusinya lagi. suatu saat ia dan mbah raken yang sedang pijit-pijitan di warungnya sanah tertangkap oleh kamera seorang wartawan yang sedang meliput berita tentang rencana penggusuran oleh satpol pp. dalam rangka acara promosi kota. fotonya dimuat di headline sebuah koran harian kota. akhirnya proses perselingkuhan sanah dan mbah raken terbongkar oleh sebuah foto di koran. PROLOG PEMENTASAN narator membacakan sinopsis dan pemeran dari belakang layar. sementara di panggung, sanah ngalamun sendirian. selang beberapa detik mbah raken datang. berbincang-bincang sebentar lalu mereka akrab dan terlihat mesra sampai akhirnya mereka berdua saling berdekatan dan sanah terlihat dipijit oleh mbah raken. kemudian datang seorang wartawan yang memotret warung sanah. wartawan keluar. di slide menampilkan rekaman mesin percetakan koran yang sedang dalam proses pe...

Profil Teater Metafisis

PROFIL TEATER METAFISIS SEJARAH Teater Metafisis, teater kampus yang bernaung di bawah Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang, didirikan sejak 1986 untuk mewadahi minat mahasiswa terhadap dunia teater, seni rupa, sastra, dan musik. “Metafisis” sendiri bermakna “melampaui hal-hal yang fisik”, hal ini dapat dimaklumi karena disiplin ilmu yang dipelajari di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora pada saat Teater Metafisis berdiri, adalah ilmu-ilmu yang berhubungan tafsir, hadits, aqidah, dan filsafat (meski sekarang ada 4 jurusan, yakni TH, AF, PA, TP). Nama kelompok teater memberikan nuansa dan pencitraan makna terhadap apa yang mereka sajikan kepada publik. Prinsip para pekerja Teater Metafisis sejak awal sebenarnya tidak terlalu berbeda dalam memandang aktivitas berteater, yaitu, mereka memandang teater sebagai tempat mengekspresikan kreativitas berkesenian, tidak terpaku pada satu style (aliran) berkesenian, serta tidak pernah melepaskan diri dari tujuan “...

META HARI INI

  NGEGAS #4: Ziarah Literatur - Menapak Lembah-Lembah Musyawarah Burung  Bersama M. Afifuddin Alfarisi, M.A      Teater Metafisis | Semarang, 20 April 2025. Gelaran keempat Ngegas: Ziarah Literatur - Menapak Lembah-lembah Musyawarah Burung Sastra yang diselenggarakan oleh Teater Metafisis menghadirkan ziarah literatur terhadap karya klasik sufi "Musyawarah Burung" karya Fariduddin Attar. Diskusi dipandu oleh M. Afifuddin Alfarisi, M.A, seorang peneliti filsafat, tasawuf, dan teknologi.      Dalam forum ini, M. Afifuddin menegaskan bahwa Musyawarah Burung dapat dibaca sebagai sastra profetik — karya sastra yang tidak hanya menyampaikan pesan estetis dan etis, tetapi juga menyuarakan dimensi spiritual dan transenden. Sastra ini menggerakkan kesadaran menuju visi kenabian: perubahan batin, pembebasan spiritual, dan penyadaran kolektif. Membedah Lewat Hermeneutik dan Semiotika      Pendekatan hermeneutik digunakan untuk menggali makna m...