"Kawan di fajar penghabisan"




"Kawan di fajar penghabisan"

Azed Yayah D. Nihayah_"mboy"




Tersugesti, kudengar dentuman keras menghantam.
Belum pernah ada kesiapan.
Walau hanya  untuk tidur,
Kantukku sudah bosan menghampiri, katanya.

Cemas yg berantai,

Degub jantung yg semakin kencang,
Sampai fajar yg pucat,
Belum mampu membuatku terlelap.
Tersugesti, bunga tidur yg berbau bangkai terasa selalu mencekik ketika kelopak mata sudah mulai sayu dan ingin terlelap.

Malam tampak begitu tipis ketika bulan sudah jauh disudut langit, 

Tak berujung.
Dan embun masih enggan bangun, 
Melekat erat dikaca mobilku.
Ku tatap layar ponsel yg terjaga lemas, di tanganku.

Lamunku lenyap di ujung jalan tua itu, 

Dan ambisiku terurai tak beraturan di sepanjang jalan.
Keputusan tadi malam sudah bulat, 
untuk tidak tetap duduk di depan layar yang beradiasi kuat.
Membuang jauh jenuh di suasana senyap t bernyawa.

Aku takut sebab aku telah membuat takut tak mampu menakutiku, 

Dan aku benar2 tak faham jika aku sudah betul2 faham tetang hal itu.
Di fajar penghujung,
Di senyapnya jalan tak berkabut, kota tua.
Diam terlentang seakan menunggu bergairah.
Sayup mendengar ramai nyanyian,
Dari barisan air yang ditumpahkan awan usai menghitam.
Hujan,
Iya, mereka berjatuhan tak beraturan di fajar penghabisan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater "Koran"

Zaman Edannya Serat Kalatidha

Profil Teater Metafisis