Langsung ke konten utama

TEROR DITENGAH MALAM





TEROR DITENGAH MALAM
Oleh: Amirul Muminin a.k.a Amir

Waktu telah menunjukkan pada tengah malam
Semilir angin menusuk tulang rusuk
Dan waktu, berganti
Sepi senantiasa menemani gundah gulana
Karena kabar derita, kerabat dekat gugur dilanda pandemi
Dan aku melihat 108 juta orang teraniaya wabah, dan terlantar di dalam kamar yang sangat krusial

Dikejauhan kudengar tangis seorang ibu kehilangan anaknya
Jeritan histeris seorang perempuan terdengar disebuah perkampungan, akibat diusir oleh mata-mata yang awam dengannya
Huru hara para pelajar yang asyik dengan pendidikan onlinenya
Tidak sedikitpun gentar melihat suasana di medan pandemi
Kelaparan menangisi seorang anak kecil yang terlantar akibat ditinggal mati kedua orang tuanya dan diusir oleh warga karena dicapnya akan mendatangkan petaka
Para buruh, pedagang asongan, PKL, waria, PSK mereka berlibur untuk hari yang panjang
Tanpa pekerjaan, tanpa usaha, tanpa uang, bahkan tanpa harga diri
Media tak ada hentinya meledakkan teror-teror kematian
Bumi dirusak oleh manusia demi menutup kelaparan mereka
Pamflet dan selebaran informasi silih berganti
Tiap detik, tiap menit, tiap jam, tiap hari
Saat fajar hingga petang selalu berganti secara cepat

Malam itu...
Terdengar suara tawa di ujung warung yang gelap
Disusul suara tembakan peringatan diarahkan ke udara
Hampir tiap malam kudengar suara itu
Menghantui tidurku, mencekam malam-malamku dan bergetar seluruh tubuhku merasakan keanehan tiap malam

Siapa yang akan berwenang?
Buruh? Anak pejabat? Tentara? Atau tuhan?
Doaku, suara jeritan, tangis gadis kecil, kabar kematian
Sampaikan pada mereka ini hanyalah semu.

Semarang, 09 April 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Teater "Koran"

karya: agung widodo SINOPSIS sanah seorang istri yang selingkuh dengan orang tua kaya raya yang bernama mbah raken. suaminya sudah tidak mengurusinya lagi. suatu saat ia dan mbah raken yang sedang pijit-pijitan di warungnya sanah tertangkap oleh kamera seorang wartawan yang sedang meliput berita tentang rencana penggusuran oleh satpol pp. dalam rangka acara promosi kota. fotonya dimuat di headline sebuah koran harian kota. akhirnya proses perselingkuhan sanah dan mbah raken terbongkar oleh sebuah foto di koran. PROLOG PEMENTASAN narator membacakan sinopsis dan pemeran dari belakang layar. sementara di panggung, sanah ngalamun sendirian. selang beberapa detik mbah raken datang. berbincang-bincang sebentar lalu mereka akrab dan terlihat mesra sampai akhirnya mereka berdua saling berdekatan dan sanah terlihat dipijit oleh mbah raken. kemudian datang seorang wartawan yang memotret warung sanah. wartawan keluar. di slide menampilkan rekaman mesin percetakan koran yang sedang dalam proses pe...

Teater Akar "Mayat-Mayat Cinta" Mampir di IAIN Walisongo

"Menurutlah Drupadi, karena kau sudah menjadi milik kami! Kau adalah pelayan kami sekarang. Suamimu Yudhistira telah mempertaruhkan dirimu di arena perjudian. Dan dia telah kalah...! Dialog diatas adalah penggalan dari dialog naskah Mayat-Mayat Cinta karya Agung Wijaya. Naskah tersebut, kemaren malam (24/04/13) telah di pentaskan oleh Teater Akar FKIP Univ. Panca Sakti Tegal di Auditorium 1 IAIN Walisongo Semarang bekerja sama dengan Teater Metafisis Fak. Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang. Pementasan ini disutradari oleh Aoenk Modjo dengan actor 13 orang dan dibantu sekitar 20 tim produksi. Acara ini dimulai pukul 19:30 wib. Dibuka dengan opening art “KINI” oleh Teater Metafisis. Sekitar 200 penonton hadir di acara tersebut. Tidak hanya dari kalangan Teater Semarang (Fotkas), malam itu Hadir pula actor senior mbah Thohir dari Surabaya. Bedurasi sekitar 60 menit, pementasan ini usai pukul 21:15 wib dan dilanjut dengan diskusi pementsan. Pementsan kali ini merupakan rangkai...

META HARI INI

  NGEGAS #4: Ziarah Literatur - Menapak Lembah-Lembah Musyawarah Burung  Bersama M. Afifuddin Alfarisi, M.A      Teater Metafisis | Semarang, 20 April 2025. Gelaran keempat Ngegas: Ziarah Literatur - Menapak Lembah-lembah Musyawarah Burung Sastra yang diselenggarakan oleh Teater Metafisis menghadirkan ziarah literatur terhadap karya klasik sufi "Musyawarah Burung" karya Fariduddin Attar. Diskusi dipandu oleh M. Afifuddin Alfarisi, M.A, seorang peneliti filsafat, tasawuf, dan teknologi.      Dalam forum ini, M. Afifuddin menegaskan bahwa Musyawarah Burung dapat dibaca sebagai sastra profetik — karya sastra yang tidak hanya menyampaikan pesan estetis dan etis, tetapi juga menyuarakan dimensi spiritual dan transenden. Sastra ini menggerakkan kesadaran menuju visi kenabian: perubahan batin, pembebasan spiritual, dan penyadaran kolektif. Membedah Lewat Hermeneutik dan Semiotika      Pendekatan hermeneutik digunakan untuk menggali makna m...